Kamis, 19 Januari 2012

Mahkota Dewa, Tanaman Penakluk Kanker

Dunia tanaman obat kini kedatangan pendatang baru yang lumayan hebat. Mahkota dewa namanya. Ia bisa membuat penderita penyakit ringan macam gatal-gatal, pegal-pegal, atau flu, hingga penyakit berat seperti kanker dan diabetes,merasakan kesembuhan.

Mengetahui khasiat tumbuhan satu ini, mungkin Anda segera berminat menanamnya. Betapa tidak. Tanaman ini ternyata punya khasiat luar biasa. Ia bisa menyembuhkan gangguan kesehatan dari yang ecek-ecek hingga yang nyaris tak ada harapan sembuh. Kalau cuma pegal-pegal, sehari dua hari bakal hilang. Flu? Wah, itu tugas yang juga bisa dibereskan dalam sehari dua hari. Diabetes pun bakal takluk dalam beberapa bulan.
Bagaimana dengan kanker? Meski butuh waktu bulanan, tanaman ini pun sanggup melawannya sampai titik darah penghabisan. Paling tidak itu berdasarkan pengalaman empiris banyak orang, termasuk yang merasa sembuh dari penyakit pada organ hati atau jantung, hipertensi, rematik, serta asam urat.

Untuk mengolahnya jadi obat pun sangat gampang. Cuma dengan menyeduh teh racik terbuat dari kulit dan daging buah, cangkang buah, atau daunnya, bahan obat alami ini pun siap dipakai. Kalau enggak menghendaki rasa pahitnya, kita bisa sedikit bersusah payah mengolahnya menjadi ramuan instan. Rasanya ditanggung lebih sedap tanpa mengurangi khasiat.

Itulah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa). Tanaman yang kabarnya berasal dari daratan Papua ini di Jawa Tengah dan Yogyakarta dijuluki makuto dewo, makuto rojo, atau makuto ratu. Orang Banten menyebutnya raja obat, karena khasiatnya bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Sementara, orang-orang dari etnik Cina menamainya pau yang artinya obat pusaka.

Dari alergi hingga kanker
Sebagian orang mungkin pernah sekadar melihatnya, sebagian lagi mendengar namanya pun tidak pernah. Wajar bila selama ini sangat sedikit orang tahu mahkota dewa. Apalagi khasiatnya. Bahkan, di banyak lembaga penelitian yang menangani tumbuhan berkhasiat obat belum ditemukan hasil penelitiannya. Sampai saat ini, setidaknya baru dr. Regina Sumastuti dari Jurusan Farmakologi, Universitas Gadjah Mada yang telah menelitinya. Itu pun masih terbatas pada pengujian terhadap efek antihistamin atau antialergi. Padahal, kalangan keraton Solo dan Yogyakarta telah lama mengenalnya dan memanfaatkannya sebagai tanaman obat. Beruntung, lama-lama manfaat luar biasa ini bocor ke kalangan awam.

Sekarang, tanaman ini seakan turun dari langit sebagai dewa penyelamat orang sakit. Berbagai kesaksian dikemukakan mereka yang telah merasakan khasiatnya. Dalam buku Mahkota Dewa Obat Pusaka Para Dewa karya Ning Harmanto, ketua Kerukunan Wanita Tani Bunga Lily, yang menekuni pengobatan dengan mahkota dewa, ada 26 orang yang mengakui keampuhannya atau ditulis berhasil sembuh dari sakitnya berkat mahkota dewa.

Di antara mereka adalah Tuti Ariestyani Winata, yang setelah menjalani operasi pengangkatan kista di rahim, mengalami kemunduran kondisi tubuh. Badannya kurus, perutnya membuncit seperti sedang hamil tua, jari-jari kakinya menggemuk, tekanan darahnya naik-turun, dan Hb-nya sangat rendah.

Beberapa dokter yang dikunjunginya memberikan diagnosis berbeda. Ada yang mendiagnosisnya menderita kanker hati, sirosis hati, dan ada pula yang menyatakan dia menderita hepatitis kronis. Tak kunjung memperoleh kepastian penyakit yang dideritanya, atas saran Ning, Tuti akhirnya mengonsumsi air rebusan daging buah mahkota dewa. Setelah enam bulan, Tuti merasa sembuh dan kondisi tubuhnya membaik kembali.

Selain Tuti, Diana yang berdomisili di Bekasi menyatakan berhasil sembuh dari penyakit kanker di payudara kanannya setelah menjalani operasi dua kali lagi untuk membersihkan kanker di payudara kirinya. Anna Winata di Bogor dan Retno di Bekasi juga merasakan sehat kembali dari sakit kanker rahim berkat mahkota dewa. Ny. Parlan di Balikpapan pun berhasil menormalkan kadar gula darahnya berkat tumbuhan obat ini. Masih banyak lagi contoh keberhasilan yang lain. Sayangnya, yang tidak berhasil tidak pernah terungkap, sehingga tidak bisa diketahui penyakit apa yang tidak mampu dilawan tanaman berbuah merah menyala ini.
Selama ini daun dan buah mahkota dewa dimanfaatkan masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa, sebagai obat penyakit kulit, gatal-gatal, dan eksim. Penyakit tersebut ditandai dengan gejala gatal-gatal, pertanda adanya alergi terhadap agen tertentu yang mendorong sel-sel tubuh mengeluarkan histamin.

Soal kemampuan melawan penyakit kulit ini Sumastuti sudah membuktikannya. Dari penelitian secara in vitro menggunakan usus halus marmot, diketahui, memang benar daun dan buah mahkota dewa mempunyai efek antihistamin. Artinya, tanaman tersebut secara ilmiah bisa dipertanggungjawabkan penggunaannya sebagai obat gatal-gatal akibat gigitan serangga atau ulat bulu, eksim, dan penyakit lain akibat alergi.

Penelitian lain masih kita tunggu untuk membuktikan khasiat luar biasa seperti yang dirasakan beberapa orang di atas. Namun, cerita dari mulut ke mulut rupanya sudah membuat orang, terutama yang sakit berat dan umumnya hampir putus harapan, percaya. Maka, orang pun mulai beramai-ramai mencari bagian berkhasiat mahkota dewa. Tak sedikit yang mencoba menanamnya di pekarangan rumah. Bahkan, ada yang melihat wabah ini sebagai peluang usaha untuk membudidayakan dan mengolahnya menjadi produk ramuan obat tradisional atau jamu dengan berbagai bentuk.

Dijadikan teh
Menanam mahkota dewa memang bukan perkara sulit. Tumbuhan, yang bisa hidup baik pada ketinggian 10 – 1.000 m dpl., ini bisa ditanam dari biji atau hasil cangkokan. Meski penanamannya bisa di dalam pot atau langsung di tanah, pertumbuhannya akan lebih baik bila ditanam di tanah. Tanaman dari biji biasanya sudah berbuah pada umur 10 – 12 bulan. Yang berasal dari cangkokan, mestinya berbuah lebih cepat.

Buah inilah bagian yang paling banyak digunakan sebagai obat alami, di samping daun dan batang. Dari ketiga bagiannya, yakni kulit dan daging buah, cangkang (batok biji), serta biji, yang dimanfaatkan umumnya kulit dan daging buah serta cangkangnya. Buah muda berwarna hijau dan yang tua berwarna merah cerah.
Khasiat buah muda dan tua sama saja, jelas Ning. Sayang, senyawa apa yang terkandung dalam bagian-bagian buah, masih belum terungkap secara detil. Cuma, Hutapea dkk. (1999), seperti dikutip Sumastuti, menyatakan, dalam daun dan kulit buah makuto dewo terkandung senyawa saponin dan flavonoid, yang masing-masing memiliki efek antialergi dan antihistamin.

Ning menulis, dalam keadaan segar, kulit dan daging buah muda mahkota dewa terasa sepet-sepet pahit. Sedangkan yang sudah tua sepet-sepet agak manis. Jika dimakan segar akan menimbulkan bengkak di mulut, sariawan, mabuk, bahkan keracunan. Apa penyebabnya, belum diketahui dengan pasti. Karenanya, tidak dianjurkan untuk mengonsumsinya dalam keadaan segar.

Cangkangnya memiliki rasa sepet-sepet pahit, lebih pahit dari kulit dan daging buah. Bagian ini juga tidak dianjurkan untuk dikonsumsi langsung karena dapat mengakibatkan mabuk, pusing, bahkan pingsan. Namun, setelah diolah, bagian ini lebih mujarab ketimbang kulit dan daging buah. Ia dapat mengobati penyakit berat macam kanker payudara, kanker rahim, sakit paru-paru, dan sirosis hati.

Ada alasan mengapa biji mahkota dewa tidak dikonsumsi. Bijinya sangat beracun. Kalau mengunyahnya, kita bisa muntah-muntah dan lidah mati rasa, tambah Ning. Karenanya, bagian ini cuma digunakan sebagai obat luar untuk penyakit kulit.

Sudah tentu untuk menjadikan daging buah atau cangkangnya sebagai obat, perlu pengolahan terlebih dulu. Bisa dijadikan buah kering, teh racik, atau ramuan instan. Namun, yang sering dilakukan adalah dengan menjadikannya teh racik dan ramuan instan.

Bagian lain yang bisa dijadikan obat adalah batang dan daun. Menurut Ning dalam bukunya, batang mahkota dewa secara empiris bisa mengobati kanker tulang. Sedangkan daunnya bisa menyembuhkan lemah syahwat, disentri, alergi, dan tumor. Cara memanfaatkan daun adalah dengan merebus dan meminum airnya.

Jangan kaget. Begitu minum ramuan mahkota dewa, kita segera merasakan serangan kantuk. Efek ini normal. Efek lainnya adalah mabuk. Untuk menghilangkan efek ini dianjurkan untuk minum air lebih banyak. Untuk konsumsi selanjutnya, takaran mahkota dewa perlu dikurangi. Jika masih tetap mabuk, sebaiknya untuk sementara hentikan dulu. Di samping efek buruk tadi ternyata masih ada efek baik-nya. Psst … kadang-kadang kaum pria ada yang libidonya meningkat, bisik Ning.

Menurut Ning, dalam proses menyembuhkan penyakit dalam atau penyakit serius macam kanker rahim, setelah pasien mengonsumsi seduhan mahkota dewa badannya bisa merasakan panas-dingin, bahkan kadang kala mengeluarkan gumpalan darah berbau busuk. Ini merupakan proses pembersihan penyakit, tulis Ning.
Penggunaannya bisa dalam bentuk ramuan tunggal bisa pula ramuan campuran. Pencampuran dengan tumbuhan obat lain dimaksudkan untuk memperkuat khasiatnya dan menetralisir racun. Juga untuk mengurangi rasa tidak enaknya, tutur Ning, yang mengaku sering melayani resep yang ditulis beberapa dokter.

Upaya penyembuhan menggunakan ramuan mahkota dewa, menurut Ning, tidak bisa cepat membuahkan hasil. Pengobatannya perlu dilakukan beberapa kali. Bahkan untuk penyakit berat yang kronis perlu waktu lama. Yang perlu diperhatikan adalah takaran penggunaannya mesti tidak melebihi yang dianjurkan. Kalau takarannya berlebih, pengaruh yang tidak diinginkan bisa muncul.

Mesti diingat, wanita hamil muda dilarang mengonsumsi mahkota dewa. Seperti dikutip Ning, Sumastuti juga telah membuktikan mahkota dewa mampu berperan seperti oxytosin atau sintosinon yang dapat memacu kerja otot rahim sehingga memperlancar proses persalinan. Ini bisa membahayakan kehamilan yang masih muda.

Yang tak kalah penting, pesan Ning, dalam menggunakan ramuan mahkota dewa kita dianjurkan menyugesti atau menyakinkan diri bahwa ramuan ini manjur, berdoa untuk kesembuhan kita, dan tetap mengunjungi dokter untuk mengetahui perkembangan kesehatan kita.

Sumber :
mahkotadewa.com
Intisari, 2003
thibbunnabawi.wordpress.com

Aneka Tanaman Pembawa Hoki dan Sial

Menurut para praktisi spiritual, tanaman memiliki manfaat terhadap tempat yang didiaminya. Tanaman mengandung energi yang bisa membawa keberuntungan atau bahkan membawa sial. Berikut daftar tanaman dan pengaruhnya secara mistis.

I. Tanaman yang membawa hoki/keberuntungan
  1. Bunga Matahari : menciptakan ketentraman, kebahagiaan dan keharmonisan.
  2. Bunga Teratai : menciptakan kesejahteraan, kebahagiaan dan suasana yang harmonis.
  3. Keladi Besar : menangkal pencuri masuk ke dalam rumah.
  4. Kuping Gajah : membawa rejeki.
  5. Mawar : mendatangkan rejeki.
  6. Palem Ekor Tupai : mendatangkan berkah dan kebajikan.
  7. Palem Merah : menjaga dari hal-hal negatif (teluh, santet, guna-guna dll), membawa rejeki.
  8. Panchira/pohon uang : membawa rejeki.
  9. Pandan : menjaga ayam peliharaan dari serangan musang.
  10. Pohon Naga : membawa kesenangan. suasana ceria, dan harmonis.
  11. Sedap Malam : menciptakan keharmonisan dan ketentraman.
II.Tanaman yang membawa sial
  1. Anggur : mendatangkan kebangkrutan.
  2. Aren : menjadi tempat berkumpul makhluk halus.
  3. Belimbing wuluh : jadi sering diganggu makhluk halus.
  4. Bougenvil : bapak/anak laki-laki jadi gak betah di rumah.
  5. Cabai : membawa perselisihan dan saling curiga.
  6. Jagung : jadi sering sakit-sakitan dan sering berselisih dengan tetangga.
  7. Nangka : jadi sering sakit-sakitan.
  8. Pepaya : membawa sial.
  9. Pinang : anak-anak jadi susah diatur, brengsek baik pendidikan maupun moralnya.
  10. Pisang hias : membawa sial.
  11. Sirsak : jadi tempat makhluk halus yang suka mengganggu ketentraman.
III. Tanaman yang memiliki “daya linuwih”
  1. Bangle : menangkal gangguan makhluk halus.
  2. Hanjuang : menolak bahaya, pengusir tikus, serangga dan penyakit dari tanaman padi.
  3. Keladi hitam : menangkal hal2 negatif seperti santet, guna2 dsb.
  4. Kelor : menangkal hal2 negatif seperti santet, guna2 dsb.
  5. Kenanga : menangkal black magic.
  6. Melati : membawa keagungan, kesejahteraan dan keharmonisan.
  7. Pohon Tiang : suci.
  8. Sawo Kecik : membawa kewibawaan dan kehormatan.
  9. Tebu Hitam : menangkal black magic.
sumber: www.indospiritual.com

Bunga Keris Langka dari Papua (Serui) Malam Hari Bisa Bersuara dan Nangis

Bunga Keris Papua merupakan salah satu bunga langkah yang banyak dicari orang. Informasi yang ada mengatakan bunga ini bisa menyembuhkan penyakit HIV-Aids.
Benar tidaknya informasi ini, belum bisa dipastikan. Karena masih harus ada penelitian khusus untuk dapat membuktikannya.
Bunga keladi khas Papua, yang daunnya menyerupai keris, setiap hari antara pukul 19.30 WIT hingga pukul 23.00 WIT mengeluarkan suara dan tetesan air bening.

Bunga keris Papua yang belakangan semakin diminati banyak warga Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua selain dijadikan koleksi bunga juga diperjual belikan oleh warga masyarakat asli Papua.
Kegiatan penjualan bunga Keris Papua dapat dijumpai pada beberapa lokasi di Biak, seperti kawasan Hadi supermarket, di pinggiran jalan menuju pelabuhan, serta sejumlah tempat strategis lainnya.
“Bunga Keris khas Papua tumbuhnya tak sembarangan tempat, hanya tumbuh di hutan tertentu di Papua. Untuk mendapatkan bunga inipun sangat sulit,”

Dari cerita orang, katanya bunga yang belakangan sedang diburu orang itu memiliki khasiat tersendiri, ia bisa menyembuhkan berbagai macam jenis penyakit, termasuk penyakit HIV/AIDS. Hanya saja, benar tidaknya dugaan itu hingga kini masih belum dipastikan. Sebab memang mesti ada penelitian khusus untuk
membuktikannya.

sumber : wikimu.com

Herbal Konsumsi Sekaligus Berkhasiat Penyembuh Dan Cara Menanamnya

BINGUNG menghabiskan waktu luang? Cobalah menggarap pekarangan rumah Anda. Selain membantu membakar kalori, Anda bisa menanam beragam herbal yang bisa dikonsumsi sekaligus berkhasiat penyembuh.

Herbal apa saja? Berikut 10 herbal yang bisa menjadi pilihan Anda:

1. Kemangi
Manfaat: Daun kemangi mempunyai rasa pedas hangat. Cocok ditambahkan ke dalam sup, saus salad, omelet, daging, unggas dan ikan. Selain itu, kemangi juga bisa digunakan sebagai bahan dasar pesto.
Cara menanam: Semaikan bibit kemangi terlebih dahulu dan kemudian ditanam. Atau bisa juga langsung menabur bibit dengan jarak yang sesuai.

2. Chives/sejenis daun bawang
Manfaat: Daun ini mempunyai rasa bawang merah ringan. Potong-potong dan tambahkan ke dalam salad, telur dan keju, krim keju, kentang, sandwich dan saus.
Cara menanam: Semai biji dengan kedalaman sekitar setengah inci dan dengan jarak 12 inci di antara tiap baris.

3. Ketumbar
Manfaat: Haluskan bijinya hingga menjadi bubuk dan taburkan di atas daging sebelum dimasak. Daun ketumbar muda dikenal dengan cilantro. Akarnya, bisa dibekukan dan digunakan sebagai perasa sup atau dipotong-potong dan disajikan dengan avokat.
Cara menanam: Semai biji ketumbar dengan kedalaman seperempat inci dan dengan jarak 12 inci di antara baris.

4. Dill
Manfaat: Baik biji dan daun dill mempunyai rasa tajam yang agak pahit. Gunakan daun dill kering atau segar untuk menambah rasa ikan, sup, salad, daging, unggas, omelet dan kentang. Taburkan dill di atas ketimun yang sudah dipotong untuk membuat sandwich yang mengenyangkan.
Cara menanam: Semai biji dengan kedalaman seperempat inci dan jarak sembilan inci di antara baris.

5. Adas
Manfaat: Daun adas mempunyai rasa agak manis dan cocok dipadukan dengan saus untuk ikan, daging, sup atau dipadukan denghan salad. Biji adas mempunyai rasa yang lebih tajam.
Cara menanam: Semaikan tiga atau empat biji adas dengan kedalaman seperempat inci dan jarak 18 inci di antara baris.

6. Mint

Manfaat: Rebus daunnya menajdi teh atau gunakan sebagai garnish untuk minuman dingin. Selain itu, taburkan daun mint segar atau kering di atas daging kambing sebelum dimasak.
Cara menanam: Tanamlah akar mint sepanjang empat hingga enam inci dengan kedalaman dua inci dan jarak 12 di antara baris. Sirami dengan baik.

7. Peterseli
Manfaat: Padukan daun peterseli ke dalam sup, bubur, dan omelet. Sajikan daun segar sebagai garnish dengan daging, ikan dan bawang merah.
Cara menanam: Semai biji dengan jarak sembilan hingga 10 inci.

8. Sage

Manfaat: Daun sage kering cocok dipadukan dengan daging domba, babi, sosis, keju serta omelet.
Cara menanam: Semai bijinya dengan jarak sekitar satu kaki.

9. Thyme/timi
Manfaat: Gosokkan daun timi yang sudah dipotong-potong ke dalam daging sapi, domba, atau babi sebelum dipanggang. Selain itu, bisa juga ditaburkan di atas telur, keju, sayuran, ikan atau unggas. Tambahkan ke dalam susu, bubur dan nasi. Rebus menjadi teh dengan sedikit rosemary dan mint.
Cara menanam: Semai biji timi di dengan kedalaman dangkal dan jarak satu kaki.

sumber: mediaindonesia.com

Inilah 5 Tanaman Paling Beracun

Racun bisa ditemukan atau terkandung di mana saja, salah satunya terdapat di dalam tanaamn. Ini dia 5 tanaman yang diketahui paling beracun.
Banyak orang tidak tahu tanaman apa saja yang mengandung racun dan bisa berbahaya bagi tubuh. Seperti dikutip dari Howstuffworks, ada 5 tanaman yang diketahui paling beracun, yaitu:

1. Oleander. Tanaman oleander atau Nerium oleander dianggap sebagai tanaman paling beracun di dunia. Karena seluruh bagian tanaman mengandung racun dan terdiri dari beberapa jenis racun. Tapi racun yang paling berbahaya adalah oleandrin dan neriine yang bisa berefek kuat pada jantung.
Meski demikian tanaman ini sering digunakan sebagai dekorasi dan berasal dari daerah mediterania dengan tinggi mencapai 1,8-5,4 meter.
Jka menelan daun yang mengandung racun ini akan menimbulkan gejala diare, muntah, sakit perut hebat, mengantuk, pusing, denyut jantung tidak teratur serta kematian. Jika korban ditolong sebelum 24 jam, maka peluang untuk selamatnya tinggi. Biasanya pasien didorong untuk muntah dengan memompa perutnya atau mengonsumsi arang aktif untuk menyerap racun.

2. Water Hemlock. Tanaman water hemlock atau Cicuta maculata adalah tanaman yang menarik dengan daun ungu bergaris-garis putih serta berbuah kecil. Tanaman ini berasal dari Amerika Utara dengan tinggi mencapai 1,8 meter serta tumbuh subur di sepanjang tepi sungai, rawa, dataran rendah dan padang rumput yang basah.
Racun yang terkandung dalam tanaman ini disebut dengan cicutoxin yang ada diseluruh tanaman dan paling terkonsentrasi di akar. Racun ini menyebabkan kejang yang kaku dan menyakitkan, mual, muntah, kram dan tremor (gemetar) otot. Kalaupun selamat dari racun ini biasanya akan menderita amnesia.

3. Rosary Pea (tanaman saga). Tanaman rosary pea atau Abrus precatorius adalah benih yang cantik dilihat dengan perpaduan warna merah dan hitam, sehingga sering digunakan untuk perhiasan. Benih ini mengandung racun abrin dan akan berbahaya jika lapisan benih rusak atau tergores. Karenanya pembuat perhiasan lebih rentan terkena racun dibanding pemakainya. Tanaman ini bisa mencapai tinggi 20 meter dan menyebar di seluruh negara terutama negara beriklim tropis dan sub-tropis.
Racun abrin ini lebih mematikan dibanding ricin, karena kurang dari 3 mikrogram abrin atau tidak sampai satu benih sudah cukup mematikan. Gejala keracunan yang muncul adalah sulit bernapas, demam, mual, ada cairan di paru-paru. Jika benih tersebut tertelan bisa menyebabkan mual, muntah, dehidrasi, gagal ginjal, hati dan limpa. Kematian biasanya terjadi dalam waktu 3-5 hari.

4. Deadly Nightshade (Kecubung). Deadly nightshade atau Atropa belladonna mengandung racun atropine dan scopolamine di dalam batang, daun, buah dan akar. Tanaman ini tumbuh setinggi 0,6-1,2 meter dengan daun hijau gelap dan berbentuk lonceng ungu. Bunganya akan mekar di pertengahan musim panas. Hanya ditemui pada beberapa wilayah di dunia.
Racun yang ada bisa mempengaruhi sistem saraf. Pada dosis yang cukup, racun akan melumpuhkan ujung saraf dari otot seperti pembuluh darah, jantung dan otot gastrointestinal. Gejala keracunan yang timbul adalah pupil membesar atau melebar, lebih peka terhadap cahaya, penglihatan kabur, sakit kepala, kebingungan dan kejang. Menelan 2 buah ini bisa membunuh seorang anak, jika 10-20 buah bisa membunuh seorang dewasa.

5. Castor Bean (Jarak). Tanaman castor bean atau dikenal dengan Ricinus communis secara luas dibudidayakan untuk castor oil dan juga sebagai tanaman hias. Pada kenyataannya tanaman ini mengandung racun mematikan yang disebut dengan ricin. Dulunya tanaman ini banyak ditemukan di Afrika, tapi sekarang bisa ditemukan di seluruh dunia. Tanaman ini tumbuh dengan baik di daerah tandus dan tidak memerlukan perawatan khusus.
Sebagian besar ricin terkonsentrasi di lapisan benih, karenanya mengonsumsi 3 benih tanaman ini sudah bisa mematikan seorang anak. Gejala keracunan benih ini adalah mual, kram perut, muntah, pendarahan internal, kegagalan sirkulasi dan ginjal. Selain itu debu yang menempel di benih ini juga bisa menimbulkan reaksi alergi seperti batuk, nyeri otot dan kesulitan bernapas.

sumber: Vera Farah Bararah – detikHealth

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management