Greenpeace menemukan bahwa beberapa bahan tekstil mengandung etoksilat nonilfenol (NPEs), bahan kimia yang secara efektif dilarang pada industri manufaktur pakaian di Eropa. Zat ini dapat memecah dalam air dan membentuk zat beracun nonilfenol (NP), yang bisa menganggu hormon manusia.
Juru kampanye Greenpeace, Yifang Li, mengatakan bahwa etoksilat nonilfenol (NPEs) umum digunakan sebagai bahan detergen dalam industri termasuk produksi tekstil alam dan sintetis. “NPEs akan memecah dan membentuk nonilfenol yang beracun, kuat, dan mengganggu hormon,” kata Li, seperti dikutip dari Greenpeace.co.uk.
“Zat ini menganggu dengan meniru hormon perempuan, mengubah perkembangan seksual, dan memengaruhi sistem reproduksi.” Komponen NPEs juga telah terlibat dalam ‘feminisasi’ ikan jantan di Eropa dan mengganggu hormon beberapa mamalia, menurut kelompok kampanye WWF. Greenpeace menyatakan zat itu dapat ditemukan pada 78 sampel pakaian bermerek yang sebagian besar dibuat di China, Vietnam, Malaysia, dan Filipina.
“Bahkan pada kadar rendah, ini merupakan ancaman besar bagi lingkungan dan kesehatan manusia,” kata Li. Nike dan Puma memang sepakat telah akan menghentikan penggunaan bahan kimia berbahaya itu pada 2020, namun Adidas belum, menurut juru bicara Greenpeace Vivien Yau. Sementara itu, Adidas Hong Kong belum memberikan tanggapan apa pun atas hal ini.
sumber: mediaindonesia.com
0 komentar:
Posting Komentar